Sabtu, 12 Maret 2016

artiket panca indra hidung



Pengertian Hidung.
Pengertian hidung adalah organ yang membuat udara dari lingkungan dapat masuk kedalam saluran pernapasan yang tersusun atas bagian eksternal (luar) berupa kulit dan penonjolan akibat tulang nasal dan tulang rawan dan bagian internal(dalam) berupa bulu bulu hidung, alat sensor, rongga berlapis membran mukosa bersilia yang memiliki banyak pembuluh darah.

Anatomi dan Bagian Bagian Hidung.

hidung-dan-bagian-bagian-hidung-anatomi-hidung-1.jpg
Hidung terdiri atas bagian luar atau ekternal dan bagian dalam atau internal. Bagian hidung yang terlihat dibentuk oleh adanya dua buah tulang nasal dan tulang rawan. Kedua tulang tersebut dibungkus dan dilapisi oleh kulit.
Selanjutnya dibagian dalam hidung terdapat rambut rambut halus yang membantu mencegah benda benda asing masuk kedalam hidung. Yang dimaksud benda asing adalah debu debu dan benda lainnya yang mampu mengancam pernapasan, umumnya berukuran cukup besar, untuk benda yang sangat mikroskopis seperti berukuran nanometer, rambut rambut hidung tak akan mampu menapisnya.
Pada bagian dalam hidung terdapat kavum nasalis yang merupakan lubang besar yang dipisahkan oleh septum. Bagian yang terbuka dari hidung ini disebut nares anterior. Sedangkan bagian hidung yang terbuka setelah itu disebut nares posterior yang akan terbuka hingga ke bagian faring.

Tulang-tulang yang membentuk hidung
hidung-dan-bagian-bagian-hidung-anatomi-hidung.jpg
Langit langit hidung dibentuk oleh tulang ethmoidalis pada bagian dasar tengkorak dan lantai keras serta palatum lunak pada bagian langit langit mulut. Dinding lateral rongga dibentuk oleh maksila, konka nasalis tengah dan sebelah luar tulang ethmoidalis yang tegak lurus dan vomer, sementara bagian anteriro dibentuk oleh tulang rawan.
Dibagian dalam hidung, ketiga konka nasalis yang disebutkan untuk diproyeksikan ke dalam rongga nasal pada setiap sisi sehingga memperbesar luas permukaan bagian dalam hidung. Rongga hidung dilapisi oleh membran, mukosa bersilia yang memiliki banyak pembuluh darah dan udara dihangatkan setelah melewati epitelium, yang mengandung banyak kapiler.
Mukus membasahi udara dan menangkap banyak debu dan silia menggerakkan/memindahkan mukus belakang ke dalam faring untuk menelan dan meludah. Ujung-ujung saraf indera penciuman pada hidung terletak pada bagian tertinggi di rongga hidung, berada disekitar lembaran “cribriform” tulang ethmoidalis.
Pada beberapa tulang hidung pada rongga nasal memiliki lubang lubang yang disebut sinus paranasalis. Lubang lubang pada tulang dalam rongga nasal hidung ini berfungsi untuk memperlunak tulang dan sebagai ruang bunyi suara, membuat suara beresonansi. 
Terdapat beberapa bagian sinus tergantung letak lubang tersebut seperti sinus maksilaris yang terletak pada tulang maksilaris, sinus frontalis yang terletak di tulang frontalis dan sinus sfenoidalis berada di tulang sfenoidalis. 
Sinus maksilaris terletak dibawah orbit dan terbuka melalui dinding lateral hidung. Sinus frontalis terletak diatas orbit ke arah garis tengah tulang frontalis. Sinus frontalis cukup banyak dan merupakan bagian tulang ethmoidalis yang memisahkan lingkaran hidung. Selanjutnya, sinus sfenoidalis berada di dalam tulang sfenoidalis. 
Semua sinus paranasalis dilapisi oleh membran bermukosa dan semua terbuka ke dalam rongga nasal, di mana mereka dapat terinfeksi.

Fungsi Hidung


Hidung sudah jelas memiliki fungsi utama sebagai organ penyaring dan pengambil udara dari lingkungan sehingga masuk ke dalam faring sehingga mampu mencapai paru paru.
Apabila hidung seseorang rusak, sebenarnya mampu saja bernapas menggunakan mulut akan tetapi udara tersebut akan langsung bersentuhan dengan bagian dalam tubuh seperti tenggorokan yang cukup sensitif terhadap bakteri dan zat zat asing udara yang mampu menyebabkan radang tenggorokan.
v Berikut beberapa fungsi hidung:
1. Fungsi hidung sebagai organ penyaring udara dalam sistem pernapasan.
Fungsi ini sangat penting dikanakan kalau dengan mulut bernafas maka rasanya akan sesak dan tenggorokan pasti kering., dan debu-debu akan mudah masuk ke dalam paru-paru karena tiak ada yang menyaringanya.
2. Fungsi hidung sebagai organ yang membantu menghangatkan suhu udara yang kita hirup.
Dalam kondisi berdebu jangan pernah bernapas menggunakan mulut. Bernapas menggunakan mulut dalam kondisi dingin seperti diatas puncak jaya wijaya atau bahkan everest, jangan bernapas menggunakan mulut. Udara dingin tersebut akan “Menghancurkan” tenggorokan anda, dan membuat suara anda menjadi kresek kresek. 
3. Fungsi hidung sebagai indera penciuman.
Seperti yang dijelaskan diatas terdapat indera penciuman berupa saraf saraf olfaktori dan gelembung olfaktori yang berada dalam rongga hidung pada bagian tertinggi di sekitar lembaran “cribriform”. Dengan adanya indera ini, anda dapat mengetahui kandungan ataupun rasa makanan berdasarkan bau yang dikeluarkannya. Tentunya dengan bantuan informasi yang telah anda taruh di otak anda sebelumnya sebagai perbandingan.

Penyakit pada hidung.

Salesma (Cold) dan Influenz (Flu)

Salesma dan influenza merupakan kondisi alat pernapasan yang terinfeksi oleh virus. Umumnya menyebabkan batuk, pilek, sakit leher, terkadang panas atau sakit pada persendian. Pada anak kecil biasanya diiringi gejala mencret ringan.
Hindari menggunakan penicillin, tetracycline atau antibiotika lainnya karena jenis obat ini tidak menyembuhkan Salesma dan Influenza, bahkan dapat menimbulkan bahaya. Penyakit ini hampir selalu sembuh sendiri tanpa obat.

Peradangan hidung akibat alergi (Rhintis Allergica)

Rhintis Allergica bisa disebabkan reaksi alergi pada hidung karena masuknya substansi asing dalam saluran tenggorokan. Anda bisa menggunakan antihistamin seperti chlorpheniramine, dimenhydrinate. Sebagai pencegahan, ketahuilah penyebab terjadinya alergi,yaitu debu, bulu ayam, jamur, tepung sari bunga dan yang lainnya, lalu hindari benda-benda pemicu alergi tersebut.

Hidung Tersumbat dan Pilek

Alergi atau salesma bisa menjadi penyebab hidung tersumbat atau pilek. Pada anak-anak, banyaknya lendir dalam hidung bisa menyebabkan infeksi telinga. Sedangkan pada orang dewasa, lendir berlebihan bisa menimbulkan gangguan sinus atau peradangan gawat dan berlangsung lama di rongga tulang yang berhubungan dengan hidung.

Gangguan Sinus (Sinusitis)

Sinusitis atau peradangan sinus yang terjadi pada rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung. Jika kondisi sudah memasuki tahap gawat biasanya terjadi dalam setahun. Sinusitis memiliki tanda-tanda berikut :
·           Terasa sakit di wajah, khususnya sekitar mata. Terlebih ketika Anda mengetuk tulang atau menundukkan kepala.
·           Hidung sering tersumbat karena adanya nanah atau ingus yang kental.
·           Terkadang disertai panas.

makalah permentasi tempe





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ............, berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang ‘‘fermentasi dalam pembuatan tempe’’. 
Penyelesaian  makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran ilmu pengetauan alam. Penulis bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca makalah ini, supaya  memiliki motivasi yang tinggi untuk membuat usaha rumahan dan mengembangkan industri rumahan yang kreatif.
            Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, makalah  ini juga tidak luput dari kekurangan dan jauh dari kata sempurna, ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan pembuatan makalah yang selanjutnya.
            Akhir kata penulis sangat  berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca masyarakat umum maupun bagi pelajar yang ingin menambah wawasan yang berhubungan dengan isi makalah ini.


Mayong, 19 Nov 2015


                                                                                                                          Penulis






DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………......1
Daftar isi…………………………………………………………………………………...2
Bab 1  Pendahuluan………………………………………………………………………. 3
1.1  Latar belakang…………………………………………………………….…...3
1.2  Rumusan masalah……………………………………………………………...3
1.3  Tujuan………………………………………………………………………….3
Bab 2   Pembahasan……………………………………………………………………….4
2.1 pembuatan tempe………………………………………………………..…….4
    A. Pengenalan bioteknologi…………………………………………………….4
    B. Pengenalan fermentasi……………………………………………………….5
2.1. Cara-cara pembuatan tempe………………………………………………......5
     A.Cara sederhana………………………………………………………………5
     B. Cara baru (modern)……………………………………………………….....8
2.2 Proses pembuatan tempe………………………………………………………10
Bab 3   Penutup……………………………………………………………………..….….12
            3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….........12
3.2. Saran……………………………………………….…………………….........12






BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat.Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi.Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari oleh masyarakat umum.
.
1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan :
a.    Bagaimanakah peranan mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses pembuatan tempe?
b.    Bagaimanakah proses pembuatan tempe?
c.    Mengapa tempe memerlukan mikroorganisme dalam pengolahannya?

1.3   TUJUAN
Makalah  ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, serta dengan tujuan agar pembaca dapat mengerti dan peran mikroorganisme dalam pembuatan tempe. Dan mengetahui gizi terkandung dalam kedelai setelah diolah menjadi tempe, serta pembaca dapat mengerti cara pembuatan tempe kedelai dengan baik dan benar.
Tidak lupa juga agar para siswa mengerti tentang cara mendirikan pabrik rumahan sendiri, karena ditengah sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang untuk meciptakan lapangan pekerjaan sendiri bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang diberikan orang lain kepada kita. Selai itu agar pembaca makalah ini niat yang tinggi untuk merintis usaha yang mandiri.



 


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PEMBUATAN TEMPE
   A.   Pengenalan Bioteknologi
Pengertian Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan mahluk hidup (Bakteri, Fusi, Virus, dll) maupun produk dari mahluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan sesuatu (Barang dan jasa).
Selama ini perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu terapan dan murni lainnya. Jadi secara ringkas pengertian bioteknologi yakni ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa, Sebagai contoh kegunaan ilmu bioteknologi yakni dalam pembuatan tempe.
Bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam tekologi semacam rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinian, pengembakan sel induk, dan lain-lain, tetapi dalam makalah ini akan dibahas bioteknologi dalam proses pembuatan tempe saja.
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan) dan logos
(ilmu). Bioteknologi cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa,
terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan potensi organisme maupun produk dan
jasa bagi kepentingan manusia. Bisa diartikan juga,bioteknologi adalah penggunaan biokimia,
mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional adalah pembuatan tempe ini. Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah rekayasa genetika.
Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adanya benda biologi berupa benda mikroorganisme tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan mikroba yang masih secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman ataupun pengawetan makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain. Generasi kedua adalah proses berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh pembuatan kompos dan produksi bahan kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh produkasi antibiotic dan dan hormon. Generasi keempat adalah generasi bioteknologi baru, sebagai contoh produksi insulin.
B.    Pengenalan permentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik , akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol,asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir ,anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.Ragam produk fermentasi sangatlah banyak dan beragam baik yang berasal dari Indonesia ataupun dari berbagai negara. Tiap prduk melibatkan satu atau lebih mikroorganisme. Apabila lebih dari satu mikrobia maka akan terjadi suatu kondisi yang saling mendukung untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Produk fermentasi ada yang telah diketahui macam dan fungsi mikrobianya adapula yang belum diketahui secara pasti.
Dengan kata lain fermentasi adalah bentuk pengawetan makanan secara modern. Umumnya bahan makanan yang akan diawetkan akan mengalami proses pengubahan karbohidrat menjadi alkohol. Proses tersebut dipengaruhi oleh enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Umumnya bahan makanan yang diawetkan ditaburi dengan ragi, kemudian disimpan dalam keadaan lembab tanpa sinar matahari. Beberapa contoh proses fermentasi sering digunakan dalam pembuatan tempe, tape, tahu, kecap, tauco, dan lain-lain .
2.2. Cara- cara Pembuatan Tempe
A. Cara Sederhana
Cara sederhana adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para pengrajin tempe di Indonesia. Kedelai setelah dilakukan sortasi (untuk memilih kedelai yang baik) dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu perebusannya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya berkisar antara 60-90 menit.
Kedelai yang telah direbus tadi kemudian direndam semalam.Setelah perendaman, kulit kedelai dikupas dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Kedelai setelah didinginkan dan ditiriskan diberi ragi tempe, dicampur rata kemudian dibungkus dan dilakukan pemeraman selama 36-48 jam
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekali pun tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan. Di bawah ini akan diuraikan alat dan bahan serta cara kerja dalam pembuatan tempe:
      I.            Alat Dan Bahan
  • Alat :
·         Baskom.
·         Saringan.
·         Dandang.
·         Kipas Angin /Kipas.
·         Sotel kayu.
·         Tampah.
·         Kompor.
·         Peralatan lain yang diperlukan. 
§  Bahan :
·         Kacang kedelai.
·         Ragi tempe (inokulum RAPRIMA) atau biakan murni Rhizopus sp.
·         Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.
   II.            Cara Kerja :
      1.     Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.
2Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin).
4. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.
5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.
6.      Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
7.      Taburkan ragi tempe (RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragi tempe untuk 2 kg kedelai).
8.      Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk pembungkus.  Bila kantong plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.
9.      Masukan kedelai yang telah diberi ragi tempe(RAPRIMA) ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera.
10.  Proses fermentasi 63256.
11.   kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.
III.            Catatan:
·         Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan meningkatkan kualitas tempe yang dihasilkan.
·         Suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur pada tempe.
B. Cara Baru(modern)
Pada prinsipnya cara pembuatan tempe dengan cara baru sama dengan cara yang lama atau tradisional dan perbedaannya adalah terletak pada tahap pengupasan kulit kedelai. Dimana pada cara lama (tradisional) kedelai direbus dan direndam bersama kulitnya atau masih utuh sedangkan pada cara yang baru sebelumnya kedelai telah dikupas kulitnya (kupas kering) dengan menggunakan alat pengupasan kedelai. Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.
Tempe yang dibuat dengan cara baru warna kedelai lebih pucat bila dibandingkan dengan cara lama.Hal ini disebabkan karena pada cara baru kedelai direbus dan direndam dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada zat-zat yang larut.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai berikut:
1.      Oksigen.                                                                                                                           Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
2.    Uap air.
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.
3.    Suhu.
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27°C). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan. 
     4.    Keaktifan Laru
            Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya. Karena itu pada pembuatan tempe sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama disimpan agar dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan.
Untuk  membuat tempe dibutuhkan inokulum atau laru tempe atau ragi tempe. Laru tempe dapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya bentuk tepung atau yang menempel pada daun waru dan dikenal dengan nama Usar. Laru dalam bentuk tepung dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang pada bahan, dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Bahan yang akan digunakan untuk sporulasi dapat bermacam-macam seperti tepung terigu, beras, jagung, atau umbi-umbian.
Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis Rhizopus oligosporus, atau kapang dari jenis Rhizopus oryzae. Sedangkan pada laru murni campuran selain kapang Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella. Selain bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam proses fermentasi tempe diantaranya adalah: Bacillus sp.,Lactobacillus sp., Pediococcus sp., Streptococcus sp., dan beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri Bacillus sp pada tempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.
Pada tempe yang berbeda aslinya sering dijumpai adanya kapang yang berbeda pula . Jenis kapang yang terdapat pada tempe Malang adalah R. oryzae., R. oligosporus., R. arrhizus dan Mucor rouxii. Kapang tempe dari daerah Surakarta adalah R. oryzaei dan R. Stolonifer sedangkan pada tempe Jakarta dapat dijumpai adanya kapang Mucor javanicus.,Trichosporon pullulans., A. niger dan Fusarium sp. Masing-masing varietas dari kapang Rhizopus berbeda reaksi biokimianya, hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan dari enzim yang dihasilkan. Pektinase hanya disintesa oleh R. arrhizus dan R. stolonifer.Sedangkan enzim amilase disintesa oleh R. oligosporus dan R. oryzae tetapi tidak disintesa oleh R. arrhizus.
Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan, baik fisik maupun kimianya. Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan diuraikan menjadi asam-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH juga akan mengalami peningkatan. Nilai pH untuk tempeyang baik berkisar antara 6,3 sampai 6,5. Kedelai yang telah difermentasi menjadi tempe akan lebih mudah dicerna. Selama proses fermentasi karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-bagian yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan ternyata bau langu dari kedelai juga akan hilang.
Kadar air kedelai pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang. Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24 jam fermentasi, kadar air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61% dan setelah 40 jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi 64%.
Perubahan-perubahan lain yang terjadi selama fermentasi tempe adalah berkurangnya kandungan oligosakarida penyebab flatulence. Penurunan tersebut akan terus berlangsung sampai fermentasi 72 jam.
Selama fermentasi, asam amino bebas juga akan mengalami peningkatan dan peningkatannya akan mencapai jumlah terbesar pada waktu fermentasi 72 jam. Kandungan serat kasar dan vitamin akan meningkat pula selama fermentasi kecuali vitamin B1 atau yang lebih dikenal dengan thiamin.
2.2  Proses pembuatan tempe.
Ø  Siapkan kacang kedelai sebanyak 1 kg.
Ø  Ragi tempe sebanyak 2 gram.
Ø  Cuci bersih kacang kedelai dan rendam selama 24 jam
Ø  Setelah direndam selama 24 jam, kacang kedelai mekar seperti yang terlihat seperti gambar             
Ø  Mulailah meremas-remas kacang kedelai agar kulit arinya lepas.
Setelah bersih, tuangkan kacang kedelai ke dalam panci dan beri air secukupnya.Rebus kacang kedelai selama kurang lebih 30 menit. Selama kacang kedelai direbus akan muncul buih putih seperti gambar diatas ini.
Ø  Setelah direbus selama 30 menit, buang air yang tersisa di dalam panci.Kemudian, taruh kembali panci yang tinggal berisikan kacang kedelai diatas kompor.Aduk-aduk, jangan sampai hangus. Proses ini dilakukan untuk mengeringkan kacang kedelai. Jangan terlalu lama – karena kacang, mudah hangus.
Ø 
Tuang kacang kedelai ke wadah yang memudahkan kacang kedelai menjadi dingin.
Ø   Setelah dingin, taburkan ragi tempe sebanyak 2 gram dan aduk rata.
Ø  Siapkan plastik dengan ukuran sesuai selera.Masukkan kacang kedelai ke dalam plastik hingga ketebalan kira-kira 2-3 cm.
Ø  Tutup plastik dapat mempergunakan cara seperti gambar diatas dengan lilin.
Ø  Kemudian lubangi plastik yang telah berisi kacang kedelai dengan menggunakan pisau – kira-kira 8 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah.
Ø   Simpan tempe didalam lemari. Alas yang dipakai untuk menyimpan adalah rak lemari es yang diganjal bagian bawahnya, sehingga ada sirkulasi udara. Diamkan selama kurang lebih 3 jam.
Ø  Setelah 36 jam, tempe siap diolah.





BAB III
PENUTUP
      3.1  Kesimpulan.
Berdasarkan uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik rumahan atau usaha sendiri sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, serta dapat pula menciptakan manusia yang kreatif, cerdas, dan berusaha untuk maju, dan juga dapat memberikan masukan kepada pembaca untuk dapat sekiranya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Lapangan pekerjaan baru yang dapat menguntungkan semua pihak. Yang terpenting tetap menjaga kehigenisan produk dan jangan membuang limbah sembarangan yang dapat membuat lingkungan menjadi rusak. Selain itu kandungan gizi dalam tempe sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan tulang.
3.2. Saran.
            Saran penulis bagi pembaca makalah ini, yang ingin mempraktekan atau membuat usaha rumahan dalam pembuatan tempe, hal-hal yang kecil seperti kebersihan harus diperhatikan. Hal itu sangat mempengaruhi dalam pembuatan tempe.